Kekisruhan di sepak bola
Indonesia yang belum juga berhenti membuat sejumlah pihak resah. Hal ini
tentu bukan tanpa sebab, FIFA sebelumnya telah menegaskan bahwa
perpanjangan waktu untuk menyelesaikan permasalahan hingga 13 Februari
2013, merupakan kesempatan akhir bagi elite sepak bola Indonesia. Jika
tak selesai, Indonesia kemungkinan kena sanksi.
Berlandaskan hal itu pula, 87 pemilik suara Kongres Luar
Biasa (KLB) Solo memberikan sikap. Seperti yang disampaikan Yunus Nusi
sebagai perwakilan dari 87 pemilik suara KLB Solo, pihaknya akan
melakukan konsolidasi. Ke-87 pemilik suara juga akan berupaya untuk
membangun kekuatan dengan mengajak seluruh elemen di sepak bola
Indonesia guna mencari jalan keluar menghentikan kekisruhan.
Menurut Yunus Nusi, langkah yang akan diambil bukan hanya karena
ancaman sanksi FIFA. Akan tetapi, lebih dari itu agar pihak-pihak di
sepak bola Indonesia tidak terus-menerus terkena imbas dari perselisihan
yang dibangun oleh PSSI dan KPSI.
"Dari waktu ke waktu kami menyimak kemelut yang terjadi dalam tubuh
PSSI. Kami sudah jenuh. Kami sebagai pengurus provinsi, pemilik klub,
sangat merasakan betul perselisihan dan dualisme ini. Kemelut ini telah
merugikan kami sebagai pelaku sepakbola, termasuk juga para pengurus
PSSI di provinsi yang mengalami dualisme," kata Yunus Nusi yang juga
Direktur Bisnis Persisam Samarinda di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat
(28/12).
"Setelah berkomunikasi dengan klub ISL, Divisi Utama, dan amatir,
kami mendapat kesimpulan yakni harus membangun kekuatan baru dalam
rangka menyelesaikan kemelut di sepak bola Indonesia. Kami akan
mengambil langkah-langkah secara sistemastis. Januari mendatang, kami
akan melakukan konsolidasi bersama seluruh voter solo."
"Kami berharap kepada para anggota yang masih terdaftar sebagai voter
Solo untuk bergabung dan bersama-sama dengan kami melakukan sebuah
penyelesaian yang etis dan elegan terhadap persoalan sepak bola. Kami
sendiri berencana memulai pergerakan pada 7 Januari 2013."
"Kami akan melakukan pertemuan dengan Menpora, Menkokesra, Task
Force, Komisi X bahkan kami berharap Presiden juga mau menemui kami.
Bagi kami sepak bola ini menjadi kewibaan sebuah bangsa, jadi mau tidak
mau dan suka atau tidak suka, Presiden harus ikut menjadi mediator,"
terangnya.(yr)
No comments:
Post a Comment